Sabtu, 12 Mei 2018

MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN MENGEMBANGKAN STRATEGI PEMBELAJARAN


MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN
MENGEMBANGKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Di susun oleh
Kelompok 3 :
1.    Hendry Faisal
2.    Rusita Riana
3.    Norfatimah
4.    Novi Selvia
5.    Atih Valentina
6.    Yuliana Ima





SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PESADA KHATULISTIWA SINTANG
TAHUN AKADEMIK 2015-2016





BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Dalam era globalisasi, dunia pendidikan sangat di pentingkan dan pemerintah telah merencanakan beberapa program untuk pendidikan di Indonesia. Program pemerintah ialah pendidikan karakter karena pada saat ini karakter bangsa mulai memudar sehingga hal tersebut menjadi pusat perhatian bagi lembaga pendidikan, ahli pendidikan, serta pendidik.
            Pendidikan karekter dirancang untuk mencetak generasi penerus bangsa yang mampu memajukan tanah air negeri tercinta ini. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional telah disebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
            Sebagai Guru Sekolah Dasar, sangat di harapkan untuk memahami makna dari tujuan Pendidikan Nasional karena dalam sekolah dasar merupakan jenjang utama dan pertama bagi peletak dasar kecerdasan peserta didik. Maka sangat penting bagi guru untuk memahami setiap unsur belajar dan pembelajaran, strategi pembelajaran dan yang tidak kalah penting, yaitu guru juga harus memahami kejiwaan peserta didik. Terdapat pendapat bahwa, apabila dokter yang melakukan kesalahan dalam praktek, maka yang meninggal dunia hanya satu orang, namun apabila guru yang salah menanam konsep kepada peserta didik, maka yang meninggal (pemikiran) adalah satu generasi tersebut. Karena tugas yang sangat fundamental tersebut, maka telah disediakan lembaga pendidikan bagi guru sekolah dasar, dalam jenjang serata.
            Three in one adalah cara pengabungan beberapa mata kuliah menjadi satu kesatuan. Pemikiran yang terpisah-pisah, akan dijadikan menjadi satu makna dan arti untuk lebih memudahkan dalam memahami secara global. Penulis akan mencoba menggabungkan tiga mata kuliah menjadi satu, yaitu Belajar dan Pembelajaran, Strategi Pembelajaran di SD, dan Perkembangan Peserta didik. Dari ketiga judul tersebut akan dileburkan menjadi satu judul yaitu,three in one solution. Pada bab selanjutnya akan dijelaskan secara lengkap masing-masing mata kuliah kemudian di jadikan satu beserta contoh yang kongkritnya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan strategi ?
2.      apa yang dimaksud dengan startegi pembelajaran ?
3.      apa saja  komponen strategi pembelajaran ?

C.     Tujuan penulisan.
1.      Menjelaskan pengertian strategi.
2.      Menjelaskan tentang strategi pembelajaran.
3.      Menjelaskan komponen startegi pembelajaran.



A.    Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Syaiful Bahri Djamarah, mengartikan strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Beberapa ahli pendidikan, memberikan pengertian strategi pembelajaran dengan beragam, yaitu:
Dewi Salma Prawiradilaga. Strategi pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh perancang dalam menentukan tehnik penyampaian pesan, penentuan metode, dan media, alur isi pelajaran, serta interaksi antara pengajar dan peserta didik.
Wina Sanjaya. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan       tertentu.
Made Wena. Kata strategi berarti cara dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran berarti upaya membelajarkan peserta didik. Dengan demikian, strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber bel ajar dalam upaya membelajarkan peserta didik.
B.     7 Komponen Penting dalam Strategi Belajar Mengajar
Komponen strategi belajar mengajar merupakan salah satu bagian dari sebuah sistem lingkungan pendidikan yang berperan dalam menciptakan proses belajar yang terarah pada tujuan tertentu. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan pengajaran tergantung pada mutu masing-masing masukan dan cara memprosesnya dalam kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu, jika kita ingin mencapai suatu standar mutu yang sama, maka perlu memperhatikan ketujuh komponen berikut :
1.      Tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran merupakan acuan yang  dipertimbangkan untuk memilih strategi belajar-mengajar. Tujuan pengajaran yang berorientasi pada pembentukan sikap tentu tidak akan dapat dicapai jika strategi belajar-mengajar berorientasi pada dimensi kognitif.
Menurut Ny.Dr.Roestiyah,N.K (1989:44) mengatakan bahwa suatu tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar suatu proses dari pengajaran itu sendiri.
2.      Guru. Masing-masing guru berbeda dalam pengalaman pengetahuan, kemampuan menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup, maupun wawasannya. Perbedaan ini mengakibatkan adanya perbedaan dalam pemilihan strategi belajar-mengajar yang digunakan dalam program pengajaran.
3.      Peserta didik. Di dalam kegiatan belajar-mengajar, peserta didik mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Seperti lingkungan sosial, lingkungan budaya, gaya belajar, keadaan ekonomi, dan tingkat kecerdasan. Masing-masing berbeda-beda pada setiap peserta didik. Makin tinggi kemajemukan masyarakat, makin besar pula perbedaan atau variasi ini di dalam kelas. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam menyusun suatu strategi belajar-mengajar yang tepat.
4.      Materi pelajaran. Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan materi informal. Materi formal adalah isi pelajaran yang terdapat dalam buku teks resmi (buku paket) di sekolah, sedangkan materi informal ialah bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah yang bersangkutan. Bahan-bahan yang bersifat informal ini dibutuhkan agar pengajaran itu lebih relevan dan aktual. Komponen ini merupakan salah satu masukan yang tentunya perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar-mengajar.
5.      Metode pengajaran. Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar-mengajar. Ini perlu, karena ketepatan metode akan mempengaruhi bentuk strategi belajar-mengajar. Metode adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui metode yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis anak didik. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat. Menurut Prof.Dr. Winarno Surakhmad, M.Sc. Ed, mengemukakan lima macam factor yang mempengaruhi metode mengajar adalah sebagai berikut ;
a. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
b. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
c. Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
d. Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya
e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda 
6.      Media pengajaran. Media, termasuk sarana pendidikan yang tersedia, sangat berpengaruh terhadap pemilihan strategi belajar-mengajar. Keberhasilan program pengajaran tidak tergantung dari canggih atau tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan oleh guru.
7.      Faktor administrasi dan finansial. Termasuk dalam komponen ini ialah jadwal pelajaran, kondisi gedung dan ruang belajar, yang juga merupakan hal-hal yang tidak boleh diabaikan dalam pemilihan strategi belajar-mengajar.
C.     Menyusun strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan strategi atau teknik yang harus dimiliki oleh para pendidik maupun calon pendidik. Hal tersebut sangat dibutuhkan dan sangat menentukan kualifikasi atau layak tidaknya menjadi seorang pendidik, karena proses pembelajaran itu memerlukan seni, keahlian dan ilmu guna menyampaikan materi kepada siswa sesuai tujuan, efesien, dan efektif.


a.       Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inquiry
1.      Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran yaitu guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi adalah:
a)      Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b)      Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
c)      Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2.      Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu       masalah atau persoalan yang mengandung teka-teki. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji karena masalah itu tentu ada jawabannya dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya pengembangan mental melalui proses berpikir.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah diantaranya:
a)      Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memilki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Seorang guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari.
b)      Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti, artinya guru perlu mendorong siswa agar dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban yang sebenarnya sudah ada tinggal siswa mencari dan menemukan jawabannya dengan pasti.
c)      Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui oleh siswa artinya sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.
3.       Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji dan perlu diuji kebenarannya. Potensi berpikir siswa dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau menduga-duga (berhipotesis) dari suatu masalah. Untuk mengembangkan kemampuan menebak pada diri anak, guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan yang mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara (hipotesis). Perkiraan sebagian hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh yang bersifat rasional dan logis.
4.      Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menyaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Mengumpulkan data merupakan proses yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Selain memerlukan motivasi yang kuat dalam proses ini juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikir. Tugas dan peran guru yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan, penggunaan SPI terkadang macet apabila siswa tidak apresiatif (ketidakgairahan dalam belajar).
5.      Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan, menguji hipotesis berarti juga mengembangkan kemampuan berpikir rasional yaitu kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi tetapi didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6.      Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan.
Secara umum langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a)      Menyadari Masalah. Dimulai dengan kesadaran akan masalah yang harus dipecahkan. Kemampuan yang harus dicapai peserta didik adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang dirasakan oleh manusia dan lingkungan sosial.

b)      Merumuskan Masalah. Rumusan masalah berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data yang harus dikumpulkan. Diharapkan peserta didik dapat menentukan prioritas masalah.

c)      Merumuskan Hipotesis. peserta didik diharapkan dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan dan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.
d)     Mengumpulkan Data. peserta didik didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan adalah peserta didik dapat mengumpulkan data dan memetakan serta menyajikan dalam berbagai tampilan sehingga sudah dipahami.
e)      Menguji Hipotesis. Peserta didik diharapkan memiliki kecakapan menelaah dan membahas untuk melihat hubungan dengan masalah yang diuji.
b.      Contextual Teaching Learning
Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Karakteristik pembelajaran kontekstual:
1.      Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik.
2.      Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
3.      Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (learning by doing).
4.      Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mngoreksi antar teman (learning in a group).
5.      Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply).
6.      Pemebelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work together).
7.       Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan(learning ask an enjoy activity).
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
1.      Metode demonstrasi
Guru memperagakan materi apa sedang dipelajari kepada siswa dengan menyangkutkan kegiatan sehari-hari, sehingga siswa lebih memahami.
2.      Metode sosiodrama
Dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan tingkah laku yang berhubungan dengan masalah sosial disekitar siswa untuk memberikan contoh kepada siswa, sehingga siswa lebih paham.




c.       Strategi Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
1.      Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
2.      Metode karya wisata
Siswa membentuk suatu kelompok guna untuk mendapatkan pembelajaran dari tempat atau objek yang dikunjungi.
3.      Metode eksperimen
Dengan berkelompok siswa melakukan eksperimen atau percobaan tentang suatu hal guna melatih kemampuan dan pemahaman mereka.
4.      Metode tugas atau resitasi
Siswa disuruh membuat suatu kelompok belajar, kemudian mereka diberi tugas guna menggali kemampuan, kekompakan, dan pemahaman siswa akan tugas yang diberikan.


d.      Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan.
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
1.      Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
2.      Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
3.      Metode eksperimen
Metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang di alami.

e.       Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
1.      Metode tugas atau resitasi
Siswa diberi tugas guna menggali kemampuan dan pemahaman siswa akan tugas yang diberikan.
2.      Metode latihan
Siswa diajarkan untuk melatih kemampuan yang dia miliki dan lebih mengasah kemampuan yang dimiliki tersebut.
Hak yang akan diterima oleh guru setelah memperoleh sertifikat pendidik sebagaimana:
1.      pasal 15 ayat (1) UUGD dinyatakan, bahwa pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.
2.      Pasal 15 ayat (2) menyatakan tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.
3.      Pasal 15 ayat (3) menyatakan bahwa tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
4.      Pasal 15 ayat (4) menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.






















Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu Strategi pembelajaran yang digunakan oleh pengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadi proses belajar mandiri dalam diri siswa. Namun perlu diingat bahwa pendekatan yang baik belum tentu menghasilkan pembelajaran yang baik pula. Karena itu faktor pengajar sebagai manager dari suatu kegiatan pembelajaran di kelas sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Sehingga guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat menguasai komponen-komponen strategi pembelajaran yang diantaranya adalah tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan evaluasi agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Yang dimana komponen yang satu dengan komponen yang lain saling berhubungan untuk dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran yang tegas dan jelas .
























 


 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH BENDA-BENDA LANGIT

BENDA-BENDA LANGIT   DisusunOleh Kelompok   :    1. Heridiktus Olang 2. Maria Yanti 3...