MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN
MENGEMBANGKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Di susun oleh
Kelompok 3 :
1.
Hendry Faisal
2.
Rusita Riana
3.
Norfatimah
4.
Novi Selvia
5.
Atih
Valentina
6.
Yuliana Ima
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PESADA
KHATULISTIWA SINTANG
TAHUN AKADEMIK 2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam era globalisasi, dunia
pendidikan sangat di pentingkan dan pemerintah telah merencanakan beberapa
program untuk pendidikan di Indonesia. Program pemerintah ialah pendidikan
karakter karena pada saat ini karakter bangsa mulai memudar sehingga hal
tersebut menjadi pusat perhatian bagi lembaga pendidikan, ahli pendidikan,
serta pendidik.
Pendidikan karekter dirancang untuk
mencetak generasi penerus bangsa yang mampu memajukan tanah air negeri tercinta
ini. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional telah disebutkan bahwa
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Sebagai Guru Sekolah Dasar, sangat
di harapkan untuk memahami makna dari tujuan Pendidikan Nasional karena dalam
sekolah dasar merupakan jenjang utama dan pertama bagi peletak dasar kecerdasan
peserta didik. Maka sangat penting bagi guru untuk memahami setiap unsur
belajar dan pembelajaran, strategi pembelajaran dan yang tidak kalah penting,
yaitu guru juga harus memahami kejiwaan peserta didik. Terdapat pendapat bahwa,
apabila dokter yang melakukan kesalahan dalam praktek, maka yang meninggal
dunia hanya satu orang, namun apabila guru yang salah menanam konsep kepada
peserta didik, maka yang meninggal (pemikiran) adalah satu generasi tersebut.
Karena tugas yang sangat fundamental tersebut, maka telah disediakan lembaga
pendidikan bagi guru sekolah dasar, dalam jenjang serata.
Three in one adalah cara
pengabungan beberapa mata kuliah menjadi satu kesatuan. Pemikiran yang
terpisah-pisah, akan dijadikan menjadi satu makna dan arti untuk lebih
memudahkan dalam memahami secara global. Penulis akan mencoba menggabungkan
tiga mata kuliah menjadi satu, yaitu Belajar dan Pembelajaran, Strategi
Pembelajaran di SD, dan Perkembangan Peserta didik. Dari ketiga judul tersebut
akan dileburkan menjadi satu judul yaitu,three in one solution. Pada bab
selanjutnya akan dijelaskan secara lengkap masing-masing mata kuliah kemudian
di jadikan satu beserta contoh yang kongkritnya.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan strategi ?
2. apa
yang dimaksud dengan startegi pembelajaran ?
3. apa
saja komponen strategi pembelajaran ?
C. Tujuan
penulisan.
1. Menjelaskan
pengertian strategi.
2. Menjelaskan
tentang strategi pembelajaran.
3.
Menjelaskan komponen
startegi pembelajaran.
A. Pengertian
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), strategi
adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Syaiful Bahri Djamarah, mengartikan strategi adalah suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Beberapa ahli pendidikan, memberikan pengertian
strategi pembelajaran dengan beragam, yaitu:
Dewi Salma Prawiradilaga. Strategi pembelajaran
adalah upaya yang dilakukan oleh perancang dalam menentukan tehnik penyampaian
pesan, penentuan metode, dan media, alur isi pelajaran, serta interaksi antara
pengajar dan peserta didik.
Wina Sanjaya. Strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran untuk mencapai
tujuan tertentu.
Made Wena. Kata strategi berarti cara dan seni
menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran berarti
upaya membelajarkan peserta didik. Dengan demikian, strategi pembelajaran
berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber bel ajar dalam upaya membelajarkan
peserta didik.
B.
7 Komponen Penting dalam Strategi
Belajar Mengajar
Komponen strategi belajar mengajar merupakan salah satu bagian dari
sebuah sistem lingkungan pendidikan yang berperan dalam menciptakan proses
belajar yang terarah pada tujuan tertentu. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan
pengajaran tergantung pada mutu masing-masing masukan dan cara memprosesnya
dalam kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu, jika kita ingin mencapai
suatu standar mutu yang sama, maka perlu memperhatikan ketujuh komponen berikut
:
1. Tujuan
pengajaran.
Tujuan pengajaran merupakan acuan yang dipertimbangkan untuk memilih
strategi belajar-mengajar. Tujuan pengajaran yang berorientasi pada pembentukan
sikap tentu tidak akan dapat dicapai jika strategi belajar-mengajar
berorientasi pada dimensi kognitif.
Menurut
Ny.Dr.Roestiyah,N.K (1989:44) mengatakan bahwa suatu tujuan pengajaran adalah
deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) murid-murid yang kita
harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu
tujuan pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu
dan bukan sekedar suatu proses dari pengajaran itu sendiri.
2. Guru. Masing-masing guru berbeda
dalam pengalaman pengetahuan, kemampuan menyajikan pelajaran, gaya mengajar,
pandangan hidup, maupun wawasannya. Perbedaan ini mengakibatkan adanya
perbedaan dalam pemilihan strategi belajar-mengajar yang digunakan dalam
program pengajaran.
3. Peserta didik. Di dalam kegiatan
belajar-mengajar, peserta didik mempunyai latar belakang yang berbeda-beda.
Seperti lingkungan sosial, lingkungan budaya, gaya belajar, keadaan ekonomi,
dan tingkat kecerdasan. Masing-masing berbeda-beda pada setiap peserta didik.
Makin tinggi kemajemukan masyarakat, makin besar pula perbedaan atau variasi
ini di dalam kelas. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam menyusun suatu strategi
belajar-mengajar yang tepat.
4. Materi pelajaran. Materi pelajaran
dapat dibedakan antara materi formal dan materi informal. Materi formal adalah
isi pelajaran yang terdapat dalam buku teks resmi (buku paket) di sekolah,
sedangkan materi informal ialah bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari
lingkungan sekolah yang bersangkutan. Bahan-bahan yang bersifat informal ini
dibutuhkan agar pengajaran itu lebih relevan dan aktual. Komponen ini merupakan
salah satu masukan yang tentunya perlu dipertimbangkan dalam strategi
belajar-mengajar.
5. Metode pengajaran. Ada berbagai
metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar-mengajar.
Ini perlu, karena ketepatan metode akan mempengaruhi bentuk strategi
belajar-mengajar. Metode adalah cara yang digunakan
oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran dan komponen yang juga mempunyai fungsi yang
sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh
komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat
diimplementasikan melalui metode yang tepat, maka komponen-komponen tersebut
tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu
setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi
dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis anak didik. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat. Menurut Prof.Dr. Winarno Surakhmad, M.Sc. Ed, mengemukakan lima macam factor yang mempengaruhi metode mengajar adalah sebagai berikut ;
a. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
b. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
c. Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
d. Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya
e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis anak didik. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat. Menurut Prof.Dr. Winarno Surakhmad, M.Sc. Ed, mengemukakan lima macam factor yang mempengaruhi metode mengajar adalah sebagai berikut ;
a. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
b. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
c. Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
d. Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya
e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda
6. Media pengajaran. Media, termasuk
sarana pendidikan yang tersedia, sangat berpengaruh terhadap pemilihan strategi
belajar-mengajar. Keberhasilan program pengajaran tidak tergantung dari canggih
atau tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media
yang digunakan oleh guru.
7. Faktor
administrasi dan finansial. Termasuk dalam komponen ini ialah jadwal pelajaran, kondisi
gedung dan ruang belajar, yang juga merupakan hal-hal yang tidak boleh
diabaikan dalam pemilihan strategi belajar-mengajar.
C. Menyusun strategi pembelajaran
Strategi
pembelajaran merupakan strategi atau teknik yang harus dimiliki oleh para
pendidik maupun calon pendidik. Hal tersebut sangat dibutuhkan dan sangat
menentukan kualifikasi atau layak tidaknya menjadi seorang pendidik, karena
proses pembelajaran itu memerlukan seni, keahlian dan ilmu guna menyampaikan
materi kepada siswa sesuai tujuan, efesien, dan efektif.
a. Langkah-langkah
Strategi Pembelajaran Inquiry
1. Orientasi
Langkah
orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
responsif. Guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran
yaitu guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi adalah:
a) Menjelaskan
topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b) Menjelaskan
pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
c) Menjelaskan
pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dilakukan dalam rangka
memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan
masalah
Merumuskan
masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu masalah
atau persoalan yang mengandung teka-teki. Dikatakan teka-teki dalam rumusan
masalah yang ingin dikaji karena masalah itu tentu ada jawabannya dan siswa
didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang
sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut
siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
pengembangan mental melalui proses berpikir.
Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah diantaranya:
a) Masalah
hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memilki motivasi belajar
yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji.
Seorang guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari.
b) Masalah
yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti,
artinya guru perlu mendorong siswa agar dapat merumuskan masalah yang menurut
guru jawaban yang sebenarnya sudah ada tinggal siswa mencari dan menemukan
jawabannya dengan pasti.
c) Konsep-konsep
dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui oleh siswa artinya
sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin
terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang
ada dalam rumusan masalah.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah
jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji dan perlu diuji
kebenarannya. Potensi berpikir siswa dimulai dari kemampuan setiap individu
untuk menebak atau menduga-duga (berhipotesis) dari suatu masalah. Untuk
mengembangkan kemampuan menebak pada diri anak, guru dapat mengajukan beberapa
pertanyaan yang mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara (hipotesis).
Perkiraan sebagian hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki
landasan berpikir yang kokoh yang bersifat rasional dan logis.
4. Mengumpulkan
data
Mengumpulkan
data adalah aktivitas menyaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Mengumpulkan data merupakan proses yang sangat penting
dalam pengembangan intelektual. Selain memerlukan motivasi yang kuat dalam
proses ini juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikir. Tugas dan peran guru yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan, penggunaan
SPI terkadang macet apabila siswa tidak apresiatif (ketidakgairahan dalam
belajar).
5. Menguji
hipotesis
Menguji
hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan
data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang
terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas
jawaban yang diberikan, menguji hipotesis berarti juga mengembangkan kemampuan
berpikir rasional yaitu kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan
argumentasi tetapi didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan
kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru
mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan.
Secara umum
langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a) Menyadari
Masalah. Dimulai dengan kesadaran akan masalah yang harus dipecahkan. Kemampuan
yang harus dicapai peserta didik adalah peserta didik dapat menentukan atau
menangkap kesenjangan yang dirasakan oleh manusia dan lingkungan sosial.
b) Merumuskan
Masalah. Rumusan masalah berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi
tentang masalah dan berkaitan dengan data-data yang harus dikumpulkan.
Diharapkan peserta didik dapat menentukan prioritas masalah.
c) Merumuskan
Hipotesis. peserta didik diharapkan dapat menentukan sebab akibat dari masalah
yang ingin diselesaikan dan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian
masalah.
d) Mengumpulkan
Data. peserta didik didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan
yang diharapkan adalah peserta didik dapat mengumpulkan data dan memetakan
serta menyajikan dalam berbagai tampilan sehingga sudah dipahami.
e) Menguji
Hipotesis. Peserta didik diharapkan memiliki kecakapan menelaah dan membahas
untuk melihat hubungan dengan masalah yang diuji.
b. Contextual
Teaching Learning
Contextual
teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Karakteristik
pembelajaran kontekstual:
1. Pembelajaran
dilaksanakan dalam konteks autentik.
2. Pembelajaran
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang
bermakna (meaningful learning).
3. Pembelajaran
dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (learning
by doing).
4. Pembelajaran
dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mngoreksi antar
teman (learning in a group).
5. Pembelajaran
memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama, dan
saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning to
know each other deeply).
6. Pemebelajaran
dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama
(learning to ask, to inquiry, to work together).
7. Pembelajaran
dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan(learning ask an enjoy activity).
Metode
pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
1. Metode
demonstrasi
Guru
memperagakan materi apa sedang dipelajari kepada siswa dengan menyangkutkan
kegiatan sehari-hari, sehingga siswa lebih memahami.
2. Metode
sosiodrama
Dalam
pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan tingkah laku
yang berhubungan dengan masalah sosial disekitar siswa untuk memberikan contoh
kepada siswa, sehingga siswa lebih paham.
c. Strategi
Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok
Model
pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan.Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai
enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin,
ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap
kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok
tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
Strategi
ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
1. Metode
diskusi
Disini siswa
dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi
dengan cara berdiskusi.
2. Metode
karya wisata
Siswa membentuk
suatu kelompok guna untuk mendapatkan pembelajaran dari tempat atau objek
yang dikunjungi.
3. Metode
eksperimen
Dengan
berkelompok siswa melakukan eksperimen atau percobaan tentang suatu hal guna
melatih kemampuan dan pemahaman mereka.
4. Metode
tugas atau resitasi
Siswa disuruh
membuat suatu kelompok belajar, kemudian mereka diberi tugas guna menggali
kemampuan, kekompakan, dan pemahaman siswa akan tugas yang diberikan.
d. Strategi
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi
pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing
untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses
dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
Model
strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran
yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan
fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang
diajarkan.
Strategi
ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
1. Metode
diskusi
Disini siswa
dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi
dengan cara berdiskusi.
2. Metode
tanya jawab
Metode tanya
jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada
guru. Disini guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang
materi pembelajaran.
3. Metode
eksperimen
Metode ini dalam
strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas aktif
yang berdasarkan pengalaman yang di alami.
e. Strategi
Pembelajaran Afektif
Strategi
pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan
keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas
tertentu, afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi,
penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan
membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah
mudah untuk dilakukan.
Strategi
ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
1. Metode
tugas atau resitasi
Siswa diberi
tugas guna menggali kemampuan dan pemahaman siswa akan tugas yang diberikan.
2. Metode
latihan
Siswa diajarkan
untuk melatih kemampuan yang dia miliki dan lebih mengasah kemampuan yang
dimiliki tersebut.
Hak
yang akan diterima oleh guru setelah memperoleh sertifikat pendidik sebagaimana:
1. pasal
15 ayat (1) UUGD dinyatakan, bahwa pemerintah memberikan tunjangan profesi
kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang diangkat oleh
penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat.
2. Pasal
15 ayat (2) menyatakan tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah pada
tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.
3. Pasal
15 ayat (3) menyatakan bahwa tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan/atau
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
4. Pasal
15 ayat (4) menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan profesi
guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan
yaitu Strategi pembelajaran yang digunakan oleh pengajar pada dasarnya
diarahkan agar terjadi proses belajar mandiri dalam diri siswa. Namun perlu
diingat bahwa pendekatan yang baik belum tentu menghasilkan pembelajaran yang
baik pula. Karena itu faktor pengajar sebagai manager dari suatu kegiatan
pembelajaran di kelas sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran
tersebut. Sehingga guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat
menguasai komponen-komponen strategi pembelajaran yang diantaranya adalah
tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber
pelajaran dan evaluasi agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Yang dimana komponen yang satu dengan komponen yang lain saling
berhubungan untuk dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran yang tegas dan jelas
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar