Rabu, 10 Oktober 2018

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF BIOLOGI SD Model EL (Enviromental Learning)







PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF BIOLOGI SD

Model EL (Enviromental Learning)



Disusun
Oleh

Kelompok 5               :        1. Heridiktus Olang
                                             2. Nini Kurniati
                                             3. Ratih Sarni Purwanti
Kelas/Semester          :        Mipa 2/VI
Prodi                            :      PGSD
Dosen Pengampu        : Dr. Hilarius JagoDuda,S.Si.,M.Pd.

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSADA KHATULISTIWA
SINANG
2017
 




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kerusakan lingkungan dan sumber daya alam telah sampai pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Kerusakan lingkungan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat lokal dan nasional saja, tetapi dalam skala global, banyak kejadian-kejadian yang selama ini kita saksikan, misalnya kebakaran hutan, semburan gas, sampah yang menggunung, polusi udara, limbah-limbah yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik, dan banyak lagi yang dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan dan ekosistem yang selama ini kita dambakan kelestariannya, meskipun demikian sesuai dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman yang terus menerus sesuai dengan tuntutan kemajuan teknologi, pada tatanannya dapat memberikan dampak yang positif maupun negatif tergantung pada peruntukkan dan cara pengelolaannya. Kerusakan lingkungan yang terjadi dikarenakan eksplorasi sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Kerusakan lingkungan ini telah mengganggu proses alam, sehingga banyak fungsi ekologi alam terganggu.
Menyikapi perihal kerusakan lingkungan dan sumber daya alam, perlu adanya pengetahuan dan keterampilan yang bersifat langsung dalam kehidupan sehari-hari serta menjadi pola tindak dan pola pikir untuk penanganan yang lebih spesifik pada permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia umumnya, khususnya masyarakat. Masalah lingkungan tidak berdiri sendiri, tetapi  selalu saling terkait erat. Keterkaitan antara masalah satu dengan yang lain disebabkan karena sebuah faktor yang merupakan sebab berbagai masalah, sebuah faktor mempunyai pengaruh yang berbeda dan interaksi antar berbagai masalah dan dampak yang ditimbulkan bersifat kumulatif.
Sekolah sebagai tempat berbagai pendidikan seharusnya menanamkan pentingnya pendidikan lingkungan hidup, karena pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Hamalik (2013) mengatakan bahwa lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Tokoh-tokoh pendidikan masa lampau berpandangan bahwa faktor lingkungan sangat bermakna dan dijadikan landasan dalam mengembangkan konsep pendidikan dan pengajaran. Menurut Supardi (2013) Efektivitas sekolah menunjukkan adanya proses perekayasaan berbagai sumber dan metode yang diarahkan pada terjadinya pembelajaran di sekolah secara optimal.
Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas semata, karena pendidikan adalah sebuah proses memberikan lingkungan agar peserta didik dapat berinteraksi dengan lingkungan untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta lingkungan. Pendidikan lingkungan merupakan pengetahuan, kajian, bahan materi pelajaran yang berupaya untuk mendidik siswa untuk memahami dan mempraktikkan langsung cara penanganan masalah-masalah lingkungan tersebut yang selama ini menjadi permasalahan dunia. Siswa-siswi di sekolah adalah calon-calon penerus bangsa yang akan hidup di masa mendatang dan akan menghadapi tantangan kehidupan yang tinggi dengan segala dilematisasi yang sangat kompleks.
Namun sayangnya guru-guru di sekolah memiliki kecendrungan bahwa proses pendidikan di lembaga sekolah berorientasi pada aspek akademis semata. Segala upaya yang dilakukan pihak sekolah lebih terkonsentrasi pada pencapaian target kurikulum dan nilai ujian nasional (UN). Nyaris tiap hari anak membawa seabrek tugas dan pekerjaan rumah. Kadang-kadang orangtua kewalahan membimbing anak belajar di rumah karena banyaknya tugas yang diberikan guru di sekolah. Jika satu hari anak mempelajari tiga atau empat mata pelajaran, maka semua gurunya memberikan tugas rumah yang tidak sedikit, sehingga anak telah mengalami proses belajar monoton yang bersifat rutinitas di ruang kelas. Lama kelamaan akan mendatangkan kebosanan pada anak jika tidak dicarikan solusi variasi model pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dalam dunia pendidikan adalah model Environmental Learning, model pembelajaran Environmental Learning (EL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya mewajibkan guru berusaha untuk meningkatkan keterlibatan pembelajar (siswa) melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian model pembelajaran Enviromental Learning ?
2.      Apa pengertian lingkungan ?
3.      Bagaimanakah langkah-langkah model pembelajaran Enviromental Learning ?
4.      Apa sajakah kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Enviromental Learning ?

C.     Tujuan
1.      Menjelaskan pengertian model pembelajaran Enviromental Learning.
2.      Menjelaskan Apa pengertian lingkungan.
3.      Menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran Enviromental Learning.
4.      Menjelaskan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Enviromental Learning.
D.    Manfaat
Manfaan penulisan makalah ini yaitu untuk menambah pengetahuan kita dalam menggunakan model pembelajaran disekolah, dan menambah pengetahuan kita dalam memahami tentang model pembelajaran khususnya model pembelajaran berbasis lingkungan ini.
























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Model Environmental Learning
Model pembelajaran environmental learning merupakan model pembelajaran berbasis lingkungan yang dikembangkan agar siswa memperoleh pengalaman lebih berkaitan dengan lingkungan sekitar. Ada pula yang menyatakan bahwa, Model environmental learning adalah model pembelajaran yang mengedepankan pengalaman siswa dalam hubungannya dengan alam sekitar, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami isi materi yang disampaikan. Artinya, model pembelajaran environmental learning ditujukan agar siswa dapat memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Wayan (http://guru-kbm.blogspot.com/) juga mengatakan bahwa Pendekatan/model pembelajaran Environmental Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya mewajibkan guru berusaha untuk meningkatkan keterlibatan pembelajar (siswa) melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
Menurut Hamalik (2013) Jenis-jenis lingkungan yang dapat dipakai sebagai sumber belajar oleh siswa antara lain:
1.      Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau kecil
2.      Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.
3.      Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar.
4.      Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai, norma, dan adat kebiasaan.
Model environmental learning digunakan dengan tujuan agar siswa dapat dengan mudah berinteraksi dengan bahan pelajaran yang telah disusun dan disesuaikan dengan model pembelajaran. Bahan pembelajaran yang disajikan kepada siswa  disusun dengan melibatkan lingkungan sekitar. Artinya, pembelajaran bisa dilakukan tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas dengan tujuan agar siswa lebih nyaman dan aktif dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis lingkungan ini menerapkan sistem permainan dan belajar di luar kelas. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam model environmental learning yaitu isi dan prosedur pembelajaran harus sesuai dengan  lingkungan pembelajar, pengetahuan yang diberikan harus memberikan jalan keluar dalam menanggapi lingkungan. Buah dari proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan lingkungan.
Penggunaan model pembelajaran ini dapat dilakukan dengan sistem belajar di luar kelas agar siswa memiliki pengalaman lebih dan proses pembelajaran bisa menyenangkan. Model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan merupakan pendekatan pembelajaran yang baru, melainkan sudah dikenal dan populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar.
B.     Pengertian Lingkungan
1.      Wasti (2003) menguraikan tentang pengertian lingkungan diantaranya adalah
Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan materil jasmaniah di dalam tubuh, seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistim syaraf, peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani.
Secara psikologis, lingkungan mencakup segala stimulasi yang diterima oleh individu sejak dalam konsesi, kelahiran, sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa: Sifat-sifat genes, interaksi genes, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, kapasitas intelektual. 
Sedangkan secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungan dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup berkeluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan pengajaran, bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk sebagai lingkungan.
Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan prilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati), dan budaya manusia. Dengan demikian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
2.      Menurut Hamalik (2013) suatu lingkungan pendidikan/pengajaran memiliki fungsi fungsi sebagai berikut:
a.       Fungsi Psikologis, stimulus bersumber dari atau berasal dari lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap individu sehingga terjadi respons yang menunjukkan tingkah laku tertentu. Respons tadi pada gilirannya dapat menjadi suatu stimulus baru yang menimbulkan respons baru, demikian seterusnya. Ini berarti, lingkungan mengandung makna dan melaksanakan fungsi psikologi tertentu;
b.      Fungsi pedagogis, lingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja diciptakan sebagai suatu lembaga pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, lembaga pelatihan, lembaga-lembaga sosial. Masing-masing lembaga tersebut memiliki program pendidikan, baik tertulis maupun yang tidak tertulis.
c.       Fungsi Instruksional, program instruksional merupakan suatu lingkungan pengajaran pengajaran atau pembelajaran yang dirancang secara khusus. Guru yang mengajar, materi pelajaran, sarana dan prasarana pengajaran, media pembelajaran dan kondisi lingkungan kelas (fisik) merupakan lingkungan yang sengaja dikembangkan untuk mengembangkan tingkah laku siswa.
Suatu dimensi lingkungan yang sangat penting adalah masyarakat, dalam konteks ini masyarakat mencakup unsur-unsur individu, kelompok, sumber-sumber alam, sumber daya, sistem nilai dan norma, kondisi/situasi serta masalah-masalah dan berbagai hal dalam masyarakat, secara keseluruhan merupakan lingkungan masyarakat.
3.      Lingkungan sebagai media dan sumber pembelajaran
Media belajar dan sumber belajar merupakan komponen penting dalam sebuah pembelajaran, jika berbicara media belajar maka sangat banyak ragamnya, mulai dari media grafis, media audio, media proyeksi hingga media lingkungan. Begitu juga dengan sumber belajar, bahwa yang dikatakan sumber belajar adalah sumber yang bentuknya dapat berupa data, orang, dan wujud tertentu yang bisa dipergunakan oleh siswa selama belajar, sehingga mempermudah mereka mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan pada pembelajaran itu.
Salah satu contoh sumber belajar yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran adalah lingkungan. Ada beberapa Manfaat lingkungan sebagai sumber belajar yaitu :
a.       Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan.
b.      Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa,
c.       Pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontektual (Contextual Learning).
d.      Pelajaran lebih aplikatif, materi belajar yang diperoleh siswa melalui lingkungan sebagai sumber belajar kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung karena siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupan sehari-hari.
e.       Lingkungan sebagai sumber belajar memberikan pengalaman langsung kepada siswa, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah.
f.       Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan sumber belajar yang didesain oleh buku.
Beberapa pertimbangan harus dilakukan guru saat menentukan metode pembelajaran untuk pemanfaatan sumber belajar dari lingkungan ini. Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar antara lain:
a.       Metode Survey
Pada metode survey, guru dapat mengajak siswa untuk melakukan survey dalam bentuk observasi, wawancara, dan mempelajari dokumen atau data untuk memperoleh informasi dan mempelajari proses-proses sosial yang ada di masyarakat, budaya, ekonomi, keagamaan, dan lain sebagainya.
b.      Metode Praktek Lapangan
Melalui metode praktek lapangan (dapat berupa Praktek Kerja Lapangan atau Praktek Pengalaman Lapangan), siswa dapat memperoleh suatu keterampilan-keterampilan atau kecakapan-kecakapan khusus agar nantinya dapat terjun ke dunia kerja yang sesuai dengan bidang keahlian atau minatnya.
d.      Metode Karya Wisata
Pembelajaran tidak melulu harus serius. Pembelajaran dengan metode karyawisata menjadikan siswa tak hanya belajar semata. Lingkungan yang mereka kunjungi sebagai sumber belajar juga dapat dinikmati sebagai wisata. Banyak sekali objek wisata yang relevan dengan pembelajaran, misalnya museum, pantai, pegunungan, bendungan, pabrik, dan sebagainya. Di tempat-tempat semacam ini siswa dapat belajar sekaligus bersantai.
e.       Metode Berkemah
Metode berkemah sebenarnya hampir setujuan dengan karyawisata. Hanya saja metode berkemah membutuhkan waktu yang lebih lama dan mengahruskan siswa menginap di lingkungan tempat ia belajar. Metode berkemah sangat cocok untuk pembelajaran ilmu alam dan sosial. Siswa dapat mempelajari aneka ragam makhluk hidup beserta aspek-aspek lingkungan yang ada di dalamnya, atau mempelajari bagaimana suatu struktur sosial, kesenian, budaya, dan adat istiadat masyarakat atau suku-suku tertentu.
f.       Metode Presentasi Narasumber
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar tidak selalu berarti siswa dan guru keluar kelas. Bisa juga lingkungan dibawa ke dalam kelas. Misalnya, kelas dapat mengundang narasumber dari lingkungan sekitar untuk memberikan presentasi di depan kelas. Siswa dapat berinteraksi dengan narasumber ini untuk mengetahui detil-detil yang mereka perlukan tentang suatu topik pembelajaran. Biasanya narasumber dapat berupa seorang yang profesional di bidang tertentu, misalnya dokter, bidan, pengacara, polisi, dan sebagainya. Narasumber dapat juga dari orang tua yang kebetulan berada para profesi tersebut atau sukarelawan yang mau diajak bekerjasama untuk pembelajaran di sekolah.
g.      Metode Pengabdian Masyarakat
Metode alternatif lain yang dapat digunakan untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar adalah metode pengabdian masyarakat. Siswa dapat diajak melakukan bakti sosial di suatu daerah tertentu. Mereka dapat mengunjungi panti asuhan, panti jompo dan berbagi bersama warga di sana. Siswa dapat pula diajak melakukan aksi bersih-bersih sampah di lingkungan sekitar sekolah atau mengunjungi suatu daerah bekas terkena bencana alam dan ikut memberikan bantuan di sana.



C.     Langkah-langkah Penggunaan Model Environmental Learning
Dalam suatu kegiatan pembelajaran, langkah-langkah yang terdapat dalam model pembelajaran yang ditentukan sangat berpengaruh terhadap jalannya proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memahami langkah-langkah pembelajaran dengan baik. Adapun langkah-langkah model environmental learning adalah sebagai berikut.
1.      Guru mengamati kebutuhan lingkungan pembelajar.
2.      Guru menyusun tema dan materi ajar sesuai dengan lingkungan pembelajar.
3.      Siswa diminta untuk mendeskripsikan dan mengungkapkan lingkungan tempat mereka tinggal secara singkat
4.      Siswa dan guru bersama-sama melakukan kegiatan belajar-mengajar di luar kelas.
5.      Siswa menyimak materi ajar yang disampaikan guru.
6.      Guru menyelipkan masalah-masalah lingkungan dalam bahan ajar yang disampaikan.
7.      Guru dan siswa mengajak siswa untuk merenungkan kelalaian mereka terhadap lingkungan.
8.      Siswa melaksanakan tes.
9.      Siswa dan guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

D.    Kelebihan dan Kekurangan Environmental Learning
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelamahan yang berbeda. Hal tersebut diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan siswa dan kesiapan guru. Adapun yang menjadi kelebihan penggunaan model environmental learning adalah siswa tidak bosan dengan apa yang dipelajari, siswa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri, dan menumbuhkan kecintaan siswa terhadap lingkungan.
1.      Kelebihan
a.       Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari. Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan peserta didik karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab peserta didik dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.
b.      Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningfull learning) sebab peserta didik dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya. Hal ini akan memenuhi prinsip kekonkritan dalam belajar sebagai salah satu prinsip pendidikan anak usia dini.
c.       Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan bisa mulai ditanamkan pada peserta didik sejak dini, sehingga setelah mereka dewasa kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara.
d.      Penggunaan lingkungan dapat menarik bagi anak. Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi peserta didik sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajar sejak kecil merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya manusia di masa mendatang.
e.       Pemanfaatan lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning activities) yang lebih meningkat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dengan model environmental learning siswa akan lebih memahami dirinya sendiri dan lingkungannya. Selain itu, siswa juga akan memliki kecintaan terhadap lingkungan sekitar mereka.
2.      Kelemahan
a.       Membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih, Tenaga lebih yang dimaksud yaitu keahlian guru dalam menyusun tema materi pembelajaran yang harus disesuaikan dengan lingkungan belajar siswa.
b.      Hanya dapat digunakan dalam beberapa materi pembelajaran. Artinya ada beberapa materi pelajaran yang tidak dapat menggunakan model pembelajaran ini misalnya bersifat teritis.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalan suatu model pembelajaran yang dapat meberikan pengalaman yang nyata kepada siswa sehingga pengetahuan lebih bermakna dan membuat siswa lebih aktif untuk belajar.
Pembelajaran berbasis lingkungan dapat memanfaat kan lingkungan sekitar sebagai suatu media pembelajaran sehingga menghemat dalam menggunakan labotarorium serta sarana dan prasarana sekolah. Model pembelajaran berbasis lingkungan memiliki beberapa metode yang dapat digunakan yaitu :
1.      Metode Survey.
2.      Metode Praktek Lapangan.
3.      Metode Karya Wisata.
4.      Metode Berkemah.
5.      Metode Presentasi Narasumber.
6.      Metode Pengabdian Masyarakat
B.     Saran
Penyusun makalah menharapkan agar makalah ini bisa berguna dan dapat diterpkan oleh pembaca khususnya bagi calon guru, apabila nantinya menjadi seorang guru. Penusun juga menyadari banyak sekali kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga penyusun mengharapkan agar kita semua dapat memberikan kritik dan saran khususnya yang bersifat bembangun, agar nantinya kami dapat memperbaiki dan meningkatkan keterampilan dalam menulis makalah.










DAFTAR PUSTAKA

Ahmar, Dwi Agung P (2012) Pelaksanaan Pembelajaran IPA Berbasis Lingkungan Alam Sekitar Kelas III di SD Islam Terpadu Ibnu Mas’ud Kulon Progo. S1 thesis. Universitas Negeri Yogyakarta.
Efendy, Muhammad. http://efendi08.blogspot.com/2013/03/lingkungan-sebagai-media-pembelajaran.html. Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran.  Di akses tanggal 20 Febrauri 2015  pukul 15: 30 wib
Faiq, Muhammad. http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/02/lingkungan-sebagai-sumber-belajar.html. Manfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar siswa. Di akses tanggal 28 Febrauri 2015  pukul 13:50 wib
Kasub, Wayan I. http://guru-kbm.blogspot.com/. Metode/Pendekatan/Model Pembelajaran. Di akses tanggal 28 Febrauri 2015  pukul 14: 20 wib
Hamalik, Oemar. (2013). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Maryatun dan Suyono. (2007). Penerapan Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester 1 Sma Swadhipa Natar. Proceeding of The First International Seminar of Science Education. UPI Bandung.
Soeriaatmadja, R.E. (2000). Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Supardi. (2013). Sekolah Efektif Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Syamsudduha dan Rapi. (2012). Penggunaan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Jurnal Lentera Pendidikan Vol. 15. No. 1 Juni 2012.
Utomo, Prisiadi. https://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-dini/.  Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. Di akses tanggal 20 Febrauri 2015  pukul 15: 00 wib
Wasty, Soemanto. (2003). Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta: PT. Rhineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH BENDA-BENDA LANGIT

BENDA-BENDA LANGIT   DisusunOleh Kelompok   :    1. Heridiktus Olang 2. Maria Yanti 3...