PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KREATIF BIOLOGI SD
Model
EL (Enviromental Learning)

Disusun
Oleh
Kelompok
5 : 1. Heridiktus Olang
2. Nini Kurniati
3. Ratih Sarni Purwanti
Kelas/Semester : Mipa 2/VI
Prodi : PGSD
Dosen
Pengampu : Dr. Hilarius JagoDuda,S.Si.,M.Pd.
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSADA KHATULISTIWA
SINANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kerusakan lingkungan dan sumber daya
alam telah sampai pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Kerusakan
lingkungan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat lokal dan nasional saja,
tetapi dalam skala global, banyak kejadian-kejadian yang selama ini kita
saksikan, misalnya kebakaran hutan, semburan gas, sampah yang menggunung,
polusi udara, limbah-limbah yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik, dan banyak lagi
yang dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan dan ekosistem yang selama
ini kita dambakan kelestariannya, meskipun demikian sesuai dengan berjalannya
waktu dan perkembangan zaman yang terus menerus sesuai dengan tuntutan kemajuan
teknologi, pada tatanannya dapat memberikan dampak yang positif maupun negatif
tergantung pada peruntukkan dan cara pengelolaannya. Kerusakan lingkungan yang
terjadi dikarenakan eksplorasi sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia
tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Kerusakan lingkungan ini telah
mengganggu proses alam, sehingga banyak fungsi ekologi alam terganggu.
Menyikapi perihal kerusakan
lingkungan dan sumber daya alam, perlu adanya pengetahuan dan keterampilan yang
bersifat langsung dalam kehidupan sehari-hari serta menjadi pola tindak dan
pola pikir untuk penanganan yang lebih spesifik pada permasalahan yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia umumnya, khususnya masyarakat. Masalah lingkungan tidak
berdiri sendiri, tetapi selalu saling terkait erat. Keterkaitan antara
masalah satu dengan yang lain disebabkan karena sebuah faktor yang merupakan
sebab berbagai masalah, sebuah faktor mempunyai pengaruh yang berbeda dan
interaksi antar berbagai masalah dan dampak yang ditimbulkan bersifat
kumulatif.
Sekolah sebagai tempat berbagai
pendidikan seharusnya menanamkan pentingnya pendidikan lingkungan hidup, karena
pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang
berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi
dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Hamalik (2013)
mengatakan bahwa lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu
dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Tokoh-tokoh
pendidikan masa lampau berpandangan bahwa faktor lingkungan sangat bermakna dan
dijadikan landasan dalam mengembangkan konsep pendidikan dan pengajaran.
Menurut Supardi (2013) Efektivitas sekolah menunjukkan adanya proses
perekayasaan berbagai sumber dan metode yang diarahkan pada terjadinya pembelajaran
di sekolah secara optimal.
Berlangsungnya proses pembelajaran
tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya pembelajaran tidak
terbatas pada empat dinding kelas semata, karena pendidikan adalah sebuah
proses memberikan lingkungan agar peserta didik dapat berinteraksi dengan
lingkungan untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya. Pembelajaran
dengan pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik
yang cinta lingkungan. Pendidikan lingkungan merupakan pengetahuan, kajian,
bahan materi pelajaran yang berupaya untuk mendidik siswa untuk memahami dan
mempraktikkan langsung cara penanganan masalah-masalah lingkungan tersebut yang
selama ini menjadi permasalahan dunia. Siswa-siswi di sekolah adalah
calon-calon penerus bangsa yang akan hidup di masa mendatang dan akan menghadapi
tantangan kehidupan yang tinggi dengan segala dilematisasi yang sangat
kompleks.
Namun sayangnya guru-guru di sekolah memiliki kecendrungan bahwa proses pendidikan di lembaga sekolah berorientasi pada aspek akademis semata. Segala upaya yang dilakukan pihak sekolah lebih terkonsentrasi pada pencapaian target kurikulum dan nilai ujian nasional (UN). Nyaris tiap hari anak membawa seabrek tugas dan pekerjaan rumah. Kadang-kadang orangtua kewalahan membimbing anak belajar di rumah karena banyaknya tugas yang diberikan guru di sekolah. Jika satu hari anak mempelajari tiga atau empat mata pelajaran, maka semua gurunya memberikan tugas rumah yang tidak sedikit, sehingga anak telah mengalami proses belajar monoton yang bersifat rutinitas di ruang kelas. Lama kelamaan akan mendatangkan kebosanan pada anak jika tidak dicarikan solusi variasi model pembelajaran.
Namun sayangnya guru-guru di sekolah memiliki kecendrungan bahwa proses pendidikan di lembaga sekolah berorientasi pada aspek akademis semata. Segala upaya yang dilakukan pihak sekolah lebih terkonsentrasi pada pencapaian target kurikulum dan nilai ujian nasional (UN). Nyaris tiap hari anak membawa seabrek tugas dan pekerjaan rumah. Kadang-kadang orangtua kewalahan membimbing anak belajar di rumah karena banyaknya tugas yang diberikan guru di sekolah. Jika satu hari anak mempelajari tiga atau empat mata pelajaran, maka semua gurunya memberikan tugas rumah yang tidak sedikit, sehingga anak telah mengalami proses belajar monoton yang bersifat rutinitas di ruang kelas. Lama kelamaan akan mendatangkan kebosanan pada anak jika tidak dicarikan solusi variasi model pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang
dikembangkan dalam dunia pendidikan adalah model Environmental Learning, model pembelajaran Environmental Learning (EL) adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang dalam pelaksanaannya mewajibkan guru berusaha untuk meningkatkan
keterlibatan pembelajar (siswa) melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber
belajar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian model pembelajaran Enviromental Learning ?
2.
Apa pengertian lingkungan ?
3.
Bagaimanakah langkah-langkah model pembelajaran Enviromental Learning ?
4.
Apa sajakah kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran Enviromental Learning ?
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan pengertian model pembelajaran Enviromental Learning.
2.
Menjelaskan Apa pengertian lingkungan.
3.
Menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran Enviromental Learning.
4.
Menjelaskan kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran Enviromental Learning.
D.
Manfaat
Manfaan penulisan makalah ini yaitu untuk
menambah pengetahuan kita dalam menggunakan model pembelajaran disekolah, dan
menambah pengetahuan kita dalam memahami tentang model pembelajaran khususnya
model pembelajaran berbasis lingkungan ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Model Environmental
Learning
Model pembelajaran environmental learning merupakan model
pembelajaran berbasis lingkungan yang dikembangkan agar siswa memperoleh
pengalaman lebih berkaitan dengan lingkungan sekitar. Ada pula yang menyatakan
bahwa, Model environmental learning adalah model pembelajaran yang
mengedepankan pengalaman siswa dalam hubungannya dengan alam sekitar, sehingga
siswa dapat dengan mudah memahami isi materi yang disampaikan. Artinya, model
pembelajaran environmental learning ditujukan agar siswa dapat memiliki
kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Wayan (http://guru-kbm.blogspot.com/)
juga mengatakan bahwa Pendekatan/model pembelajaran Environmental Learning
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya mewajibkan guru
berusaha untuk meningkatkan keterlibatan pembelajar (siswa) melalui
pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
Menurut Hamalik (2013) Jenis-jenis
lingkungan yang dapat dipakai sebagai sumber belajar oleh siswa antara lain:
1. Lingkungan
sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau kecil
2. Lingkungan
personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap
individu pribadi lainnya.
3. Lingkungan
alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai
sumber belajar.
4. Lingkungan
kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber
belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini
termasuk sistem nilai, norma, dan adat kebiasaan.
Model environmental learning digunakan dengan tujuan agar siswa dapat
dengan mudah berinteraksi dengan bahan pelajaran yang telah disusun dan
disesuaikan dengan model pembelajaran. Bahan pembelajaran yang disajikan kepada
siswa disusun dengan melibatkan lingkungan sekitar. Artinya, pembelajaran
bisa dilakukan tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas dengan
tujuan agar siswa lebih nyaman dan aktif dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis lingkungan ini menerapkan sistem permainan dan
belajar di luar kelas. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam model
environmental learning yaitu isi dan prosedur pembelajaran harus sesuai
dengan lingkungan pembelajar, pengetahuan yang diberikan harus memberikan
jalan keluar dalam menanggapi lingkungan. Buah dari proses pendidikan dan
pembelajaran akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan
pembelajaran akan terasa manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran dapat
diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah satu
sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan lingkungan.
Penggunaan model pembelajaran ini dapat dilakukan
dengan sistem belajar di luar kelas agar siswa memiliki pengalaman lebih dan
proses pembelajaran bisa menyenangkan. Model pembelajaran dengan pendekatan
lingkungan, bukan merupakan pendekatan pembelajaran yang baru, melainkan sudah
dikenal dan populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun yang dimaksud dengan
pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan
lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar.
B.
Pengertian Lingkungan
1.
Wasti (2003) menguraikan tentang pengertian lingkungan
diantaranya adalah
Secara fisiologis, lingkungan
meliputi segala kondisi dan materil jasmaniah di dalam tubuh, seperti gizi,
vitamin, air, zat asam, suhu, sistim syaraf, peredaran darah, pernafasan,
pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan
jasmani.
Secara psikologis, lingkungan
mencakup segala stimulasi yang diterima oleh individu sejak dalam konsesi,
kelahiran, sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa: Sifat-sifat genes,
interaksi genes, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan,
kemauan, emosi, kapasitas intelektual.
Sedangkan secara sosio-kultural,
lingkungan mencakup segenap stimulasi interaksi dan kondisi eksternal dalam
hubungan dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup berkeluarga,
pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan
pengajaran, bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk sebagai lingkungan.
Dalam literatur lain disebutkan
bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan
makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan prilakunya serta makhluk hidup
lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup),
abiotik (benda mati), dan budaya manusia. Dengan demikian lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan
kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
2.
Menurut Hamalik (2013) suatu lingkungan
pendidikan/pengajaran memiliki fungsi fungsi sebagai berikut:
a.
Fungsi Psikologis, stimulus bersumber dari atau
berasal dari lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap individu sehingga
terjadi respons yang menunjukkan tingkah laku tertentu. Respons tadi pada
gilirannya dapat menjadi suatu stimulus baru yang menimbulkan respons baru,
demikian seterusnya. Ini berarti, lingkungan mengandung makna dan melaksanakan
fungsi psikologi tertentu;
b.
Fungsi pedagogis, lingkungan memberikan
pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja
diciptakan sebagai suatu lembaga pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, lembaga
pelatihan, lembaga-lembaga sosial. Masing-masing lembaga tersebut memiliki
program pendidikan, baik tertulis maupun yang tidak tertulis.
c.
Fungsi Instruksional, program instruksional merupakan
suatu lingkungan pengajaran pengajaran atau pembelajaran yang dirancang secara
khusus. Guru yang mengajar, materi pelajaran, sarana dan prasarana pengajaran,
media pembelajaran dan kondisi lingkungan kelas (fisik) merupakan lingkungan
yang sengaja dikembangkan untuk mengembangkan tingkah laku siswa.
Suatu dimensi lingkungan yang sangat penting adalah masyarakat, dalam konteks ini masyarakat mencakup unsur-unsur individu, kelompok, sumber-sumber alam, sumber daya, sistem nilai dan norma, kondisi/situasi serta masalah-masalah dan berbagai hal dalam masyarakat, secara keseluruhan merupakan lingkungan masyarakat.
Suatu dimensi lingkungan yang sangat penting adalah masyarakat, dalam konteks ini masyarakat mencakup unsur-unsur individu, kelompok, sumber-sumber alam, sumber daya, sistem nilai dan norma, kondisi/situasi serta masalah-masalah dan berbagai hal dalam masyarakat, secara keseluruhan merupakan lingkungan masyarakat.
3.
Lingkungan sebagai media dan sumber pembelajaran
Media belajar dan sumber belajar
merupakan komponen penting dalam sebuah pembelajaran, jika berbicara media
belajar maka sangat banyak ragamnya, mulai dari media grafis, media audio,
media proyeksi hingga media lingkungan. Begitu juga dengan sumber belajar,
bahwa yang dikatakan sumber belajar adalah sumber yang bentuknya dapat berupa
data, orang, dan wujud tertentu yang bisa dipergunakan oleh siswa selama
belajar, sehingga mempermudah mereka mencapai tujuan atau kompetensi yang
diharapkan pada pembelajaran itu.
Salah satu contoh sumber belajar
yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran adalah lingkungan. Ada beberapa
Manfaat lingkungan sebagai sumber belajar yaitu :
a.
Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang
telah ada di lingkungan.
b.
Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa,
c.
Pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik karena
benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut
akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan
konsep pembelajaran kontektual (Contextual
Learning).
d.
Pelajaran lebih aplikatif, materi belajar yang
diperoleh siswa melalui lingkungan sebagai sumber belajar kemungkinan besar
akan dapat diaplikasikan langsung karena siswa akan sering menemui benda-benda
atau peristiwa serupa dalam kehidupan sehari-hari.
e.
Lingkungan sebagai sumber belajar memberikan
pengalaman langsung kepada siswa, siswa dapat berinteraksi secara langsung
dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah.
f.
Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada
di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan
sumber belajar yang didesain oleh buku.
Beberapa
pertimbangan harus dilakukan guru saat menentukan metode pembelajaran untuk
pemanfaatan sumber belajar dari lingkungan ini. Ada beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar antara lain:
a.
Metode Survey
Pada metode survey, guru dapat
mengajak siswa untuk melakukan survey dalam bentuk observasi, wawancara, dan
mempelajari dokumen atau data untuk memperoleh informasi dan mempelajari
proses-proses sosial yang ada di masyarakat, budaya, ekonomi, keagamaan, dan
lain sebagainya.
b.
Metode Praktek Lapangan
Melalui metode praktek lapangan
(dapat berupa Praktek Kerja Lapangan atau Praktek Pengalaman Lapangan), siswa
dapat memperoleh suatu keterampilan-keterampilan atau kecakapan-kecakapan
khusus agar nantinya dapat terjun ke dunia kerja yang sesuai dengan bidang
keahlian atau minatnya.
d.
Metode Karya Wisata
Pembelajaran
tidak melulu harus serius. Pembelajaran dengan metode karyawisata menjadikan
siswa tak hanya belajar semata. Lingkungan yang mereka kunjungi sebagai sumber
belajar juga dapat dinikmati sebagai wisata. Banyak sekali objek wisata yang relevan
dengan pembelajaran, misalnya museum, pantai, pegunungan, bendungan, pabrik,
dan sebagainya. Di tempat-tempat semacam ini siswa dapat belajar sekaligus
bersantai.
e.
Metode Berkemah
Metode
berkemah sebenarnya hampir setujuan dengan karyawisata. Hanya saja metode
berkemah membutuhkan waktu yang lebih lama dan mengahruskan siswa menginap di
lingkungan tempat ia belajar. Metode berkemah sangat cocok untuk pembelajaran
ilmu alam dan sosial. Siswa dapat mempelajari aneka ragam makhluk hidup beserta
aspek-aspek lingkungan yang ada di dalamnya, atau mempelajari bagaimana suatu
struktur sosial, kesenian, budaya, dan adat istiadat masyarakat atau suku-suku
tertentu.
f.
Metode Presentasi Narasumber
Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar tidak selalu berarti siswa dan guru keluar
kelas. Bisa juga lingkungan dibawa ke dalam kelas. Misalnya, kelas dapat
mengundang narasumber dari lingkungan sekitar untuk memberikan presentasi di
depan kelas. Siswa dapat berinteraksi dengan narasumber ini untuk mengetahui
detil-detil yang mereka perlukan tentang suatu topik pembelajaran. Biasanya
narasumber dapat berupa seorang yang profesional di bidang tertentu, misalnya
dokter, bidan, pengacara, polisi, dan sebagainya. Narasumber dapat juga dari
orang tua yang kebetulan berada para profesi tersebut atau sukarelawan yang mau
diajak bekerjasama untuk pembelajaran di sekolah.
g.
Metode Pengabdian Masyarakat
Metode
alternatif lain yang dapat digunakan untuk memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar adalah metode pengabdian masyarakat. Siswa dapat diajak
melakukan bakti sosial di suatu daerah tertentu. Mereka dapat mengunjungi panti
asuhan, panti jompo dan berbagi bersama warga di sana. Siswa dapat pula diajak
melakukan aksi bersih-bersih sampah di lingkungan sekitar sekolah atau mengunjungi
suatu daerah bekas terkena bencana alam dan ikut memberikan bantuan di sana.
C.
Langkah-langkah
Penggunaan Model Environmental Learning
Dalam suatu kegiatan pembelajaran, langkah-langkah
yang terdapat dalam model pembelajaran yang ditentukan sangat berpengaruh
terhadap jalannya proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memahami
langkah-langkah pembelajaran dengan baik. Adapun langkah-langkah model environmental learning adalah sebagai
berikut.
1.
Guru mengamati kebutuhan lingkungan pembelajar.
2.
Guru menyusun tema dan materi ajar sesuai dengan
lingkungan pembelajar.
3.
Siswa diminta untuk mendeskripsikan dan mengungkapkan
lingkungan tempat mereka tinggal secara singkat
4.
Siswa dan guru bersama-sama melakukan kegiatan
belajar-mengajar di luar kelas.
5.
Siswa menyimak materi ajar yang disampaikan guru.
6.
Guru menyelipkan masalah-masalah lingkungan dalam
bahan ajar yang disampaikan.
7.
Guru dan siswa mengajak siswa untuk merenungkan
kelalaian mereka terhadap lingkungan.
8.
Siswa melaksanakan tes.
9.
Siswa dan guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
D.
Kelebihan dan Kekurangan Environmental Learning
Setiap model pembelajaran pasti
memiliki kelebihan dan kelamahan yang berbeda. Hal tersebut diklasifikasikan
berdasarkan kebutuhan siswa dan kesiapan guru. Adapun yang menjadi kelebihan
penggunaan model environmental learning
adalah siswa tidak bosan dengan apa yang dipelajari, siswa mendapatkan
pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri, dan menumbuhkan
kecintaan siswa terhadap lingkungan.
1.
Kelebihan
a.
Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat
dipelajari. Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah
terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk
kepentingan pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya
wawasan dan pengetahuan peserta didik karena mereka belajar tidak terbatas oleh
empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab peserta didik
dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca
inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.
b.
Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses
belajar yang lebih bermakna (meaningfull
learning) sebab peserta didik dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang
sebenarnya. Hal ini akan memenuhi prinsip kekonkritan dalam belajar sebagai
salah satu prinsip pendidikan anak usia dini.
c.
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar akan
mendorong pada penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan bisa mulai
ditanamkan pada peserta didik sejak dini, sehingga setelah mereka dewasa
kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara.
d.
Penggunaan lingkungan dapat menarik bagi anak. Kegiatan
belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi peserta didik sebab lingkungan
menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran
belajar sejak kecil merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka
penyiapan masyarakat belajar (learning
societes) dan sumber daya manusia di masa mendatang.
e.
Pemanfaatan lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar
anak (learning activities) yang lebih meningkat. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa dengan model environmental learning siswa akan lebih memahami
dirinya sendiri dan lingkungannya. Selain itu, siswa juga akan memliki
kecintaan terhadap lingkungan sekitar mereka.
2.
Kelemahan
a.
Membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih, Tenaga lebih
yang dimaksud yaitu keahlian guru dalam menyusun tema materi pembelajaran yang
harus disesuaikan dengan lingkungan belajar siswa.
b.
Hanya dapat digunakan dalam beberapa materi
pembelajaran. Artinya ada beberapa materi pelajaran yang tidak dapat
menggunakan model pembelajaran ini misalnya bersifat teritis.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran adalan suatu model pembelajaran yang dapat
meberikan pengalaman yang nyata kepada siswa sehingga pengetahuan lebih
bermakna dan membuat siswa lebih aktif untuk belajar.
Pembelajaran berbasis lingkungan dapat memanfaat kan
lingkungan sekitar sebagai suatu media pembelajaran sehingga menghemat dalam
menggunakan labotarorium serta sarana dan prasarana sekolah. Model pembelajaran
berbasis lingkungan memiliki beberapa metode yang dapat digunakan yaitu :
1.
Metode Survey.
2.
Metode Praktek Lapangan.
3.
Metode Karya Wisata.
4.
Metode Berkemah.
5.
Metode Presentasi Narasumber.
6.
Metode Pengabdian Masyarakat
B.
Saran
Penyusun makalah menharapkan agar
makalah ini bisa berguna dan dapat diterpkan oleh pembaca khususnya bagi calon
guru, apabila nantinya menjadi seorang guru. Penusun juga menyadari banyak
sekali kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga penyusun mengharapkan
agar kita semua dapat memberikan kritik dan saran khususnya yang bersifat
bembangun, agar nantinya kami dapat memperbaiki dan meningkatkan keterampilan
dalam menulis makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmar, Dwi Agung P (2012) Pelaksanaan Pembelajaran IPA
Berbasis Lingkungan Alam Sekitar Kelas III di SD Islam Terpadu Ibnu Mas’ud
Kulon Progo. S1 thesis. Universitas Negeri Yogyakarta.
Efendy, Muhammad.
http://efendi08.blogspot.com/2013/03/lingkungan-sebagai-media-pembelajaran.html.
Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran. Di akses tanggal 20 Febrauri
2015 pukul 15: 30 wib
Faiq, Muhammad.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/02/lingkungan-sebagai-sumber-belajar.html.
Manfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar siswa. Di akses tanggal 28 Febrauri
2015 pukul 13:50 wib
Kasub, Wayan I. http://guru-kbm.blogspot.com/.
Metode/Pendekatan/Model Pembelajaran. Di akses tanggal 28 Febrauri 2015
pukul 14: 20 wib
Hamalik, Oemar. (2013). Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Maryatun dan Suyono. (2007). Penerapan Metode
Eksperimen Berbasis Lingkungan Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas
X Semester 1 Sma Swadhipa Natar. Proceeding of The First International Seminar
of Science Education. UPI Bandung.
Soeriaatmadja, R.E. (2000). Pembangunan Berkelanjutan
yang Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional
Supardi. (2013). Sekolah Efektif Konsep Dasar dan
Praktiknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Syamsudduha dan Rapi. (2012). Penggunaan Lingkungan
Sekolah Sebagai Sumber Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Jurnal
Lentera Pendidikan Vol. 15. No. 1 Juni 2012.
Utomo, Prisiadi.
https://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-dini/.
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. Di akses
tanggal 20 Febrauri 2015 pukul 15: 00 wib
Wasty, Soemanto. (2003). Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan). Jakarta: PT. Rhineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar